Minggu, 04 November 2018

Tugas 5 Buku Teks Geografi: Interaksi Desa-Kota





BUKU TEKS BAHAN AJAR GEOGRAFI

INTERAKSI KERUANGAN  DESA  DAN  KOTA:
POLA DAN FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI DESA DAN KOTA


Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas XII
Kurikulum 2013


YULI WIDIAWATI
(150721602634)

2018







KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku Teks Bahan Ajar untuk SMA/MA Kelas XII Tahun 2018/2019 telah dapat diselesaikan. Buku ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Produksi Media Pembelajaran Geografi, selain itu diharapkan buku ini mampu memberikan informasi terkait  materi “Interaksi Keruangan Desa dan Kota”.
Penyajian materi buku ini, tidak terlalu memberikan penekanan yang berlebihan pada pengetahuan, melainkan mengajak siswa untuk melihat contoh dalam kehidupan sehari-hari dan melibatkannya dalam proses tersebut secara aktif. Penggunaan gaya bahasa yang baik dan mudah dimengerti sangat diutamakan, sehingga hasil belajar siswa akan lebih bermakna. Media gambar diberikan agar lebih menarik dan kontekstual.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi pembentukan keterampilan siswa dalam pemahaman ilmu geografi di kehidupan sehari-hari.


Malang, 30 Oktober 2018
      
                       Penulis,






DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Konsep Interaksi Desa-Kota .................................................... 1
Gambar 2 Wilayah Saling Melengkapi............................................................. 11
Gambar 3 Melemahnya Interaksi Wilayah Karena Adanya Kesempatan 
Untuk Berintervensi........................................................................................  12
Gambar 4 Zona interaksi desa dan kota oleh Bintarto .................................... 16



DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Gambar.................................................................................................. iii
Daftar Isi.......................................................................................................... iv
Tujuan dan Peta Konsep................................................................................... 1
        A.     Potensi  Desa  dan Perkembangan Desa-Kota......................................... 2
        B.     Bentuk Interaksi Desa-Kota..................................................................... 7
        C.     Faktor Mempengaruhi Interaksi Desa-Kota.............................................10
        D.    Mengukur Besarnya Kekuatan Interaksi Dua Wilayah............................14
        E.     Zona Interaksi Desa-Kota........................................................................ 15
Rangkuman.......................................................................................................17
Latihan Soal......................................................................................................18
Kunci Jawaban................................................................................................. 22
Daftar Pustaka.................................................................................................. 25
Glosarium......................................................................................................... 26



 TUJUAN
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu:
  1. ·         Mengidentifikasi potensi desa kaitannya dengan perkembangan desa kota
  2. ·         Memahami pengertian dan bentuk interaksi desa-kota
  3. ·         Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi spasial desa-kota
  4. ·         Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah
  5. ·         Memahami zona interaksi desa-kota



PETA KONSEP 






Interaksi Keruangan Desa Dan Kota: Pola dan Faktor-faktor Interaksi Desa dan Kota
A.  Potensi Desa dan Perkembangan Desa-Kota
Desa dalam kehidupan sehari-hari sering di istilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota dan dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya dalam bidang pertanian. Hal ini sejalan dengan pengertian desa menurut Daldjoeni (2003) bahwa, “Desa merupakan permukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya berpangupajiwa agraris”. Desa dengan berbagai karakteristik fisik maupun sosial, memperlihatkan adanya kesatuan di antara unsur-unsurnya. Sebagaimana menurut R. Bintarto (1977) bahwa wilayah perdesaan merupakan suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi,sosial, ekonomis, politis dan kultural yang terdapat di situ dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya. Adapun secara administratif, desa adalah daerah yang terdiri atas satu atau lebih dukuh atau dusun yang digabungkan, sehingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi).
1.                   1. Ciri Khas Desa
Suatu daerah dikatakan sebagai desa, karena memiliki beberapa ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan pengertian Dirjen Pembangunan Desa (Dirjen Bangdes), ciri-ciri desa yaitu sebagai berikut:
a. perbandingan lahan dengan manusia (mand land ratio) cukup besar;
b. lapangan kerja yang dominan ialah sektor pertanian (agraris);
c. hubungan antarwarga desa masih sangat akrab;
d. sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
Masih banyak ciri-ciri desa lainnya yang dapat kita temui. Sekarang, coba kamu kenali hal-hal lain yang dapat dijadikan sebagai ciri-ciri desa 


Sebagai daerah otonom, desa memiliki tiga unsur penting yang satu sama lain merupakan satu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut menurut R. Bintarto (1977) antara lain:
a.          Daerah, terdiri atas tanah-tanah produktifdan non produktif serta penggunaannya, lokasi, luas, dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.
b.         Penduduk, meliputi  jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata pencaharian penduduk.
c.          Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.
Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan hidup (living unit), karena daerah yang menyediakan kemungkinan hidup. Penduduk dapat menggunakan kemungkinan tersebut untuk mempertahankan hidupnya.Tata kehidupan, dalam artian yang baik, memberikan jaminan akan ketenteraman dan keserasian hidup bersama di desa.

1.                   2. Potensi Desa
Maju mundurnya desa, sangat tergantung pada ketiga unsur di atas. Karena, unsur-unsur ini merupakan kekuasaan desa atau potensi desa. Potensidesa adalah berbagai sumber alam (fisik) dan sumber manusia (non fisik) yangtersimpan dan terdapat di suatu desa, dandiharapkan kemanfaatannya bagi kelangsungan dan perkembangan desa. Adapun yang termasuk ke dalam potensi desa antara lain sebagai berikut.
a.              Potensi fisik
Potensi fisik desa antara lain meliputi:
1) Tanah, dalam artian sumber tambang dan mineral, sumber tanaman yang merupakan sumber mata pencaharian, bahan makanan, dan tempat tinggal.
2) Air, dalam artian sumber air, kondisi dan tata airnya untuk irigasi, pertanian dankebutuhan hidup sehari-hari.
3)  Iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bersifat agraris.
4)  Ternak, sebagai sumber tenaga, bahan makanan, dan pendapatan.
5) Manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power) baik pengolah tanah dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri dikota.
b.              Potensi non fisik
Potensi nonfisik desa antara lain meliputi:
1) Masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat merupakan suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerjasama dan saling pengertian.
2) Lembaga-lembaga sosial, pendidikan, danorganisasi-organisasi social yang dapatmemberikan bantuan sosial dan bimbingan terhadap masyarakat.
3) Aparatur atau pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan demi kelancaran jalannya pemerintahan desa.

1.                 3. Perkembangan Desa-Kota
                      Potensi suatu desa tidaklah sama, tergantung pada unsur-unsur desa  yang dimiliki. Kondisi lingkungan geografis dan penduduk  suatu desa dengan desa lainnya berbeda, maka potensi desa pun berbeda. Potensi yang tersimpan dan dimiliki desa seperti potensi sosial, ekonomi, demografis, agraris, politis, kultural dan sebagainya merupakan indikator untuk mengadakan suatu evaluasi terhadap maju mundurnya suatu desa (nilai desa). Dengan adanya indikator ini, maka berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, desa  diklasifikasikan menjadi desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada.
a. Desa Swadaya (desa terbelakang) adalah suatu wilayah desa yang masyarakat sebagian besar memenuhi  kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri. Desa ini umumnya terpencil dan  masyarakatnya jarang berhubungan dengan masyarakat luar, sehingga proses kemajuannya sangat lamban karena kurang berinteraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali.
b. Desa Swakarya (desa sedang berkembang), keadaannya sudah lebih majudi bandingkan desa swadaya. Masyarakat didesa ini sudah mampu menjual kelebihan hasil produksi ke daerah lain, di samping untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi sudah mulai nampak, walaupun intensitasnya belum terlalu sering.
c. Desa Swasembada (desa maju) adalah desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini ditandai dengan kemampuan masyarakatnya untuk mengadakan interaksi dengan masyarakat luar, melakukan tukar-menukar barang dengan wilayah lain (fungsi perdaganagan) dan kemampuan untuk saling mempengaruhi dengan penduduk diwilayah lain. Dari hasil interaksi tersebut, masyarakat dapat menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan sumber dayanya sehingga proses pembangunan berjalan dengan baik.
Selama ini, membangun desa-desa di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh pemerintah, seperti program PMD (Pembangunan Masyarakat Desa) dan modernisasi desa. Pembangunan desa berarti membina dan mengembangkan swadaya masyarakat desa melalui pemanfaatan potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga tercapai kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat desa. Baik PMD maupun modernisasi desa pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu:
a.   Memberi gairah dan semangat hidup baru dengan menghilangkan pola kehidupan yang monoton, sehingga warga desa tidak merasa jenuh;
b.        Meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga desa;
c.         Meningkatkan bidang pendidikan.
Adanya pembangunan di pedesan seperti ini, diharapkan dapat menahan laju urbanisasi yang selama ini menjadi permasalahan kompleks terutama bagi daerah perkotaan.

Perkembangan desa tidak hanya dipengaruhi oleh potensinya, beberapa faktor lain juga sangat menentukan, seperti faktor interaksi (hubungan) dan lokasi desa. Adanya kemajuan-kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antar daerah, menyebabkan sifat isolasi desa berangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang berdekatan dengan kota mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan desa lainnya akibat dari banyaknya pengaruh kota yang masuk.
Daerah pedesaan di perbatasan kota yang mudah dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut dengan rural urban areas atau daerah desa-kota. Daerah ini juga merupakan sub urban fringe, yaitu suatuarea melingkari suburban dan merupakandaerah peralihan antara daerah rural dengan daerah urban.
Menurut Bintarto (1977), petani-petani di daerah desa-kota keadaannya lebih maju dari petani di daerah pedesaan,karena:
1)        jarak yang dekat dengan kota, sehingga pergaulan antarwarga boleh dikatakan agak tinggi;
2)        kemungkinan bersekolah bagi anak-anak lebih besar daripada anak-anak di desa-desa yang agak jauh;
3)    kesempatan memperoleh mata pencaharian tambahan di kota dimungkinkan dengan adanya letak yang berdekatan dengan kota.

B.  Bentuk Interaksi Desa dan Kota
Interaksi wilayah dapat diartikan sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau permasalahan baru baik secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi tidak hanya terbatas pada gerak manusianya, tetapi dapat merupakan proses perpindahan barang maupun informasi. Interaksi dapat dilihat sebagai suatu proses sosial, proses ekonomi, proses budaya, proses politik dan sebagainya. Interaksi antara desa dan kota terjadi karena adanya berbagai faktor yang ada di dalam desa dan kota. Dari pengertian interaksi antar wilayah, dapat dipahami bahwa dalam interaksi wilayah terkandung tiga hal pokok yaitu:
a.      Hubungan timbal balik terjadi antara dua wilayah atau lebih;
b. Hubungan timbal balik antar wilayah menimbulkan adanya proses pergerakan atau perpindahan,dapat berupa pergerakan manusia, informasi atau gagasan, ataupun pergerakan/perpindahan materi atau barang;
c.    Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakan, dan permasalahan baru, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Interaksi dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi sehingga menghasilkan efek bagi kedua belah pihak. Hubungannya dengan desa dan kota, interaksi kedua tempat ini dipengaruhi oleh munculnya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dari kedua tempat. Pola interaksinya tidak hanya terbatas pada faktor ekonomi saja tetapi lebih dari itu pola interaksinya berlangsung dalam seluruh aspek kehidupan. Selain itu, interaksi ini akan memunculkan gerakan penduduk dari kedua tempat sebagai bentuk nyatanya. Pola pergerakan penduduk dari desa ke kota atau sebaliknya dapat dengan mudah dipelajari melalui pendekatan keilmuan geogafi. Karena pada dasarnya, pergerakan manusia tidak akan pernah luas dari aspek keruangan yang di dalamnya terkandung berbagai unsur baik unsur fisik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Interaksi antara desa – kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun bagi kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota, dan adanya persamaan kepentingan.
  1. Kerjasama antar penduduk
  2. Penyesuaian terhadap lingkungan
  3. Persaingan fasilitas hidup
  4. Asimilasi

Ada 2 macam hubungan timbal daya antara desa-kota, yaitu:
1.    Interaksi Umum (General Interaction)
Dalam interaksi ini desa maupun kota dianggap sebagai satu kesatuan yang utuh yang berbeda satu sama lain tapi bersifat komplementer karena saling tergantung satu sama lain. Dalam interaksi ini ada 2 bentuk hubungan
·      Hubungan interdependend (saling tergantung)
Contoh: Desa menyediakan bahan-bahan pokok untuk produksi. Desa menyediakan bahan bangunan untuk kota-dan desa. Kota menyediakan hasil-hasil produksi. Kota membutuhkan bahan bangunan.
·      Hubungan Interaksi saling mempengaruhi
    Contoh : Desa : merupakan sumber tenaga kerja. Alam dengan topografi untuk rekreasi.  Kota : memerlukan tenaga kerja untuk produksi. Memerlukan rekreasi
1.    Interaksi khusus (Special interaction)
     Perwujudan geografis kota dan desa diangggap terdiri ata beberapa komponen yang saling terkait, dalam bentuk mempengaruhi (aktial) dan tergantung (dependential). Interaksi terjadi karena adanya hubungan fungsional, kota sebagai stimulant dan desa sebagai responses.
Contoh :
a.    Kota sebagai Stimuli
Kota sebagai stimuli → Desa sebagai responses
Permintaan untuk produksi Hasil pertanian.
Permintaan (lahan, industri, Tenaga musiman, Perdagangan pasar)
Permintaan rekreasi Alam budaya
b.   Desa sebagai Stimuli
Desa sebagai stimuli → Kota sebagai responses.
Permintaan hasil (non agraris) industri-industri.
Permintaan tenaga ahli tekhnologi sarana tekhnis
Permintaan sarana transportasi sarana transportasi
Permintaan rumah sakit dan pusat kesehatan pusat kesehatan



C.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi  Interaksi Desa dan Kota
Edward Ulman (1987) memberikan penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi interaksi desa – kota adalah :
           a    Regional Complementarity
        b  Interventing Opportunity
            c  Spatial Transfer Ability
a.         Adanya wilayah yang saling melengkapi (Regional Complementarity)
Adanya wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena ketersediaan dan persebaran sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia tidak merata di semua tempat. Adakalanya di satu tempat terdapat sumber daya yang melimpah, sedangkan di tempat lain kekurangan sumber daya.
Munculnya keadaan yang seperti ini memaksa kedua tempat untuk melakukan interaksi bagi terpenuhinya kebutuhan yang tidak bisa hanya dipenuhi dari satu tempat. Contohnya, Karawang sebagai salah satu pusat lumbung padi Jawa Barat dan Bekasi sebagai pusat industri. Kedua tempat ini melakukan interaksi secara simultan bahkan mungkin saja bukan hanya di antara kedua tempat tersebut tetapi sudah meluas interaksi nya ke daerah lain
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya interaksi desa dan kota, antara lain sebagai berikut.
a) Keberadaan desa bagi kota sangat penting karena desa merupakan hinterland bagi kota. Kota memerlukan bahan pangan yang dihasilkan oleh desa sebaliknya desa juga memerlukan hasil industri yang diproduksi kota. 
b) Kota membutuhkan tenaga kerja dari desa untuk pembangunan berbagai sektor di kota, sebaliknya karena lapangan pekerjaan di desa sangat terbatas, desa juga memerlukan kota sebagai lapangan pekerjaan.


b.         Adanya Kesempatan untuk Berintervensi (Interventing Opportunity)
Munculnya kesempatan untuk berintervensi dimungkin- kan karena terdapat wilayah antara di antara dua wilayah yang akan saling berinteraksi. Akibatnya, akan muncul persaingan di antara dua wilayah. Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antarwilayah atau dapat menimbulkan suatu persaingan antarwilayah. Pada contoh gambar di bawah ini, dijelaskan bahwa secara potensial antara wilayah A dan B sangat mungkin terjadi hubungan timbal balik, sebab A kelebihan sumber daya X dan kekurangan sumber daya Y, sedangkan keadaan di B sebaliknya. Namun karena kebutuhan masing-masing wilayah itu secara langsung telah dipenuhi oleh wilayah C, maka interaksi antara wilayah A dan B menjadi lemah. Dalam hal ini wilayah C berperan sebagai alternatif pengganti suatu sumber daya bagi wilayah A atau wilayah B.


C.         Kemudahan Pemindahan dalam Ruang  (Spatial Transfer Ability)
Pada umumnya, pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu tempat akan memilih tempat-tempat yang memiliki berbagai kemudahan dalam pemenuhanannya. Salah satu faktor pertimbangannya adalah jarak dan biaya pengangkutan.
Semakin mudah pengangkutannya dan jarak yang ditempuh, semakin dekat akan memperkuat interaksi dua wilayah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa interaksi dua wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hukum gravitasi (gaya tarik menarik) dari ilmuwan fisika Sir Issac Newton dapat dengan mudah di aplikasikan untuk meneliti seberapa kuat interaksi dua wilayah. Melalui pendekatan geografi, hukum fisika tersebut dimodifikasi oleh W.J. Reilly yang pada dasarnya memiliki tujuan sama yaitu mengukur kekuatan interaksi dua wilayah.
Reilly mengemukakan bahwa kekuatan interaksi dua atau lebih suatu wilayah dapat diukur dengan memperhatikan jumlah penduduk dari setiap wilayah dan jarak mutlak di antara kedua tempat tersebut. Secara matematis, Reilly menunjukannya dengan rumus sebagai berikut







       Oleh karena itu, untuk menerapkan konsep interaksi wilayah dengan menggunakan persamaan Reilly harus terlebih dulu dicermati ketiga faktor tersebut. Adakalanya sebuah wilayah yang jaraknya jauh memiliki nilai interaksi yang tinggi karena letaknya di daerah pedataran yang dihubungkan oleh jalan yang bagus dan kemudahan sarana transportasi dibandingkan dengan wilayah di dekatnya yang berjarak pendek tetapi akses untuk menuju ke wilayah tersebut agak sulit.

D.      Mengukur Besarnya Kekuatan Interaksi Dua Wilayah, yaitu The Breaking Point Theory
Selain teori yang dikemukakan oleh Reilly tersebut, terdapat teori lain untuk mengukur besarnya kekuatan interaksi dua wilayah, yaitu The Breaking Point Theory (Teori Titik Henti). Secara garis besar, teori ini merupakan hasil modifikasi dari teori terdahulu dari Reilly.

Teori ini memperkirakan garis batas sebuah lokasi yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan yang berbeda ukurannya dan perkiraan penempatan sebuah lokasi industri atau penempatan tempat-tempat pelayanan sosial antardua wilayah sehingga mudah dijangkau oleh dua wilayah.

E.  Zone  Interaksi  Desa dan Kota
Interaksi antara desa dan kota menimbulkan pengaruh tertentu. Pengaruhnya akan tergantung pada jarak ke pusat kota. makin jauh dari pusat kota, interaksi semakin lemah. Wilayah interaksi ini akan membentuk lingkaran-lingkaran, dimulai dari pusat kota sampai kewilayah desa. Zone-zone interaksi desa dan kota oleh Bintarto (1983:66) dijelaskan sebagai berikut:
1.    City dimaksudkan sebagai pusat kota;
2.    Sub urban (sub daerah perkotaan), suatu wilayah yang lokasinya dekat pusat atau inti kota, dihuni oleh para penglaju;
3. Sub urban fringe (jalur tepi sub wilayah perkotaan), suatu wilayah yang melingkari suburban dan merupakan wilayah
peralihan antara kota dan desa.
4.   Urban fringe (jalur tepi wilayah perkotaan paling luar) yaitu semua wilayah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota;
5.  Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota), merupakan wilayah yang terletak antara kota dan desa, yang ditandai dengan pola penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan non pertanian;
6.   Rural (wilayah desa), wilayah yang masih menitik beratkan pada kegiatan pertanian.


Zone sub urban, sub urban fringe, urban fringe dan rural urban fringe merupakan wilayah yang memiliki suasana kehidupan modern, sehingga dapat disebut perkotaan jalur-jalur yang digambarkan tersebut merupakan gambaran yang ideal. Dalam kenyataannya jalur-jalur zone interaksi desa dan kota tidak
selalu konsentris.








Rangkuman
·      Interaksi ialah hubungan imbal balik antara pihak-pihak tertentu, antara orang perseorangan dengan orang perseorangan, antara perseorangan dengan kelompok, atau dari tanggapan antarmanusia.
·     Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
·     Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang  dapat melahirkan gejala, kenampakkan  dan permasalahan baru,  secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota dan desa.  
·     Potensi desa terdiri atas penduduk,wilayah, dan tata kehidupan yang merupakan satu kesatuan hidup. Potensi desa tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya sebagai desa kota.
·      Faktor yang mempengaruhi interaksi desa – kota adalah : Regional Complementarity, Interventing Opportunity, dan Spatial Transfer Ability
·      Bentuk interaksi desa-kota adalah interaksi umum dan khusus.
·   Pola dan kekuatan interaksi antarwilayah sangat dipengaruhi oleh keadaan alam dan sosial serta kemudahan-kemudahan yang dapat mempercepat proses hubungan antarwilayah tersebut.
·    Zone-zone interaksi desa dan kota oleh Bintarto terdiri dari: City, Sub urban, Sub urban fringe, Urban fringe, Rural urban fringe, dan Rural


Latihan Soal

A.  Pilihan Ganda
1. Interaksi desa dengan kota yang menghasilkan masyarakat kota yang membeli beras dari desa merupakan bentuk interaksi dari segi…
a. Budaya
b. Sosial
c. Ekonomi
d. Sosiologis
e. Demografis
2. Berikut adalah yang bukan contoh aktifitas masyarakat desa adalah…
a. Gotong royong membersihkan masjid
b. Menjalankan upacara adat sesuai dengan kepercayaan
c. Bertani sawah dan berternak pada lahannya
d. Memanfaatkan lahan untuk berkebun
e. Meningkatkan prestasi agar diterima di masyarakat
3. Daerah pusat kota biasanya terdapat pasar utama pada kota tersebut. Kenapa demikian…
a. Karena pusat kota merupakan zona perlihan
b. Karena pusat kota merupakan zona pemukiman kelas menengah
c. Karena pusat kota merupakan zona pusat kegiatan
d. Karena pusat kota mudah dikunjungi
e. Karena pusat kota disertai dengan fasilitas lengkap
4. Jual beli barang, jual beli jasa, rekreasi, pendidikan dan pengajaran, ceramah agama, kebudayaan, keseniam, dan informasi. Merupakan beberapa contoh dari…
a. Aktifitas masyarakat desa
b. Aktifitas masyarakat kota
c. Program pembangunan wilayah
     d. Interaksi antarwilayah
     e. Proses pembangunan wilayah
5. Ada desa yang berinteraksi dengan kota dan menjadikan desanya maju karena memanfaatkan teknologi dari kota. Ada juga desa yang berinteraksi dengan kota sehingga menumbuhkan pasar moderen seperti mini market di desa sehingga pasar tradisional mulai ditinggalkan. Hal ini hasil dari proses…
           a.       Ruralisasi desa
           b.      Urbanisasi kota
           c.       Interaksi desa kota
           d.      Dampak interkasi
           e.       Keuntungan dan kerugian interaksi
6. Jika suatu masyarakat desa memelihara adat dan budaya dan menolak menerapkan budaya luar, maka kemungkinan yang dapat terjadi pada desa tersebut adalah, kecuali…
a. Desa tersebut menjadi objek wisata budaya
b. Desa tersebut akan tertinggal dalam teknologi
c. Desa tersebut akan berperilaku tidak moderen
d. Desa tersebut menjadi terbelakang
e. Desa tersebut memanfaatkan alam dengan maksimal
7. Menurut perkembangannya , desa terdiri atas desa swadaya , desa swakarsa , dan desa swasembada. Yang termasuk ciri desa swadaya adalah ….
a.    Tidak terisolasi
b.    Terdapat home industri
c.    Mata pencaharian penduduk heterogen
d.   Tingkat perekonomian sudah maju
e.    Adat istiadat masih kuat
8.    Perhatikan karakteristik suatu wilayah berikut:
1.    kehidupan bersifat heterogen
2.    letakya dekat dari keramaian
3.    ikatan gotong royong kuat
4.    tergantung kepada alam
5.         kehidupan bersifat homogen
Karakteristik desa ditunjukkan oleh nomer...
a.    3 dan 4
b.    2 dan 3
c.    1 dan 3
d.   1 dan 5
e.    2 dan 4
9. Interaksi antara desa dan kota dapat memberikan dampak bagi masyarakat baik bagi masyarakat desa maupun kota. Dampak positif interaksi desa dan kota bagi masyarakat desa di bidang pendidikan adalah ...
a.    Sarana dan prasarana pendidikan terpenuhi
b.    Timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
c.    Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan meningkat.
d.   Sarana transportasi semakin maju dan beragam
e.    Terbukanya lapangan kerja bagi lulusan sekolah kejuruan.
10. Dampak perkembangan kota terhadap lingkungan fisik daerah sekitar kota, yaitu....
a.     kepadatan penduduk meningkat
b.    arus urbanisasi tinggi
c.     matapencaharian penduduk beranekaragam
d.    terjadi perubahan tataguna lahan
e.     pemukiman penduduk tidak teratur

B.  Uraian
1. Jelaskan maksud dari desa merupakan hinterland bagi masyarakat kota!
2. Berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan pembangunan, desa dibagi berapa macam?
3. Diketahui bahwa kota B letaknya berdekatan dengan dua buah desa, yaitu Desa A dan Desa C. Jarak dari Desa A ke kota B setengah kali lebih dekat daripada Desa C. Jarak dari Desa C ke kota B adalah 100 km. Jumlah penduduk kota B adalah 50.000 orang. Sedangkan penduduk Desa A dan Desa C masing-masing berjumlah 1.000 dan 1.100 orang. Dengan desa manakah kota B paling kuat interaksinya?
4. Pemerintah akan mendirikan pasar antara Desa A dengan kota B. Diketahui bahwa jarak dari wilayah A ke wilayah B adalah 50 km. Jumlah penduduk A sebanyak 1.000 orang, sedangkan wilayah B 25.000. Di manakah pasar itu sebaiknya didirikan ?
5. Jelaskan zone-zone interaksi desa dan kota oleh Bintarto!




Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. C                      6.  E
2. E                      7.  E
3. C                      8.  A
4. D                      9.  B
5. C                      10. D

B.Uraian
1.  Maksud desa merupakan hinterland masyarakat kota adalah desa sebagai daerah penyokong atau penyuplai bahan kebutuhan masyarakat kota karena sebagain besar penduduknya bekerja di sektor agraris.
2.  a) Desa Swadaya. Suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri. b) Desa swakarya. Desa yang sudah lebih maju mampu memproduksi kebutuhan sendiri dan kelebihan produksi dapat dijual ke daerah-daerah lain. c) Desa Swasembada atau desa maju. Desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang ada dengan optimal serta mampu     berinteraksi dengan masyarakat di daerah lain.
3.  Berdasarkan soal tersebut maka

      Kekuatan interaksinya
 


4.  Berdasarkan pertanyaan tersebut dapat dijabarkan:

5.  Zone-zone interaksi desa dan kota oleh Bintarto (1983:66) dijelaskan sebagai berikut:
            1)     City dimaksudkan sebagai pusat kota;
        2)   Sub urban (sub daerah perkotaan), suatu wilayah yang lokasinya dekat pusat atau inti kota, dihuni oleh para penglaju;
          3)      Sub urban fringe (jalur tepi sub wilayah perkotaan), suatu wilayah yang melingkari suburban dan merupakan wilayah
peralihan antara kota dan desa.
         4)      Urban fringe (jalur tepi wilayah perkotaan paling luar) yaitu semua wilayah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota;
         5)      Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota), merupakan wilayah yang terletak antara kota dan desa, yang ditandai dengan pola penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan non pertanian;
         6)      Rural (wilayah desa), wilayah yang masih menitik beratkan pada kegiatan pertanian.











Daftar Pustaka
Hartono.2013. Geografi  Jelajah Bumi dan Alam Semesta, untuk Kelas XII, SMA dan MA. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kozlowski, Jerzy. 1997. Pendekatan Ambang Batas dalam Perencanaan Kota, Wilayah dan Lingkungan (Teori & Praktek). Jakarta: UI-Press.
Muta’ali, L. 1997. Pendekatan IntegrasiSpasial dalam Pembangunan Wilayah.Yogyakarta: PPW Fakultas Geografi UGM.
Mutakin, Awan dkk. 2004. Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: Genesindo.
Nursid. 1989. Studi Lingkungan Hidup.Bandung: Alumni.
Sabari, Hadi. 1991. Konsep Wilayah danPrinsip Pewilayahan. Yogyakarta: Hardana Ekacitra Tunggal.
Salim, Emil. 1986.PembangunanBerwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.
Suparmi, 2012. Pola Keruangan Desa Dan Kota, Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.










Glosarium
Agglomerated rural settlement  : bentuk perkampungan yang mengelompok.
Core of city  : kota sebagai pusat dari segala kegiatan.
Daerah otonom : suatu daerah yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan dan mengatur rumah tangganya sendiri.
Desa : perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi,sosial, ekonomis, politis dan kultural yang terdapat di situ dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya.
Desa Swasembada: desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi desa yang dimiliki secara optimal.
Disseminated rural settlement  : bentuk perkampungan yang terpencar.
Interaksi wilayah : suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan, atau permasalahan baru.
Kota : sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah dannon alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.



























                                                  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas 8

PM MATERI Materi yang diajarkan adalah tentang interaksi desa-kota. MEDIA Media yang dibuat adalah berupa ...